Senin, 13 Februari 2012

tips cara modifikasi motor scorpio menjadi trail



Yamaha scorpio 2008 model adventureMenjelajah hutan dan adventure menjadi hobby Bima Darmanto (32) dari dulu.
Namun ada perbedaan yang pria 32 tahun ini lakukan dengan hobinya. Kalau dahulu ia pakai mobil off road, sekarang ganti kendaraan roda dua. Dan yang jadi pacuannya adalah motor Yamaha berlogo Kalajengking, lansiran 2008.
Untuk menyalurkan hobby dan keinginannya pria yang menjadi kepala keamanan di perusahaan minyak ini, mempunyai kendala di tinggi badannya yang mencapai 195 cm, sehingga motor Scorpio z terasa bagai motor mainan buat lelaki beranak satu ini. Makanya langkah modifikasi perlu dilakukan agar makin pas dengan postur tubuhnya yang jangkung. Namun rasanya agak tanggung kalau cuma sekedar meninggikan bentuk tubuh Scorpio Z miliknya. Ia pun memilih rumah modifikasi Tauco Custom (TC) guna melakukan operasi ganti tampang agar Si Kalajengking makin menarik perhatian.
Pria keturunan Manado Jawa tersebut akhirnya menemui saya di bengkel Tauco Custom milik saya. Ternyata Bima ingin motornya diubah sesuai keinginannya. Tidak mau neko-neko, cuma ingin terlihat seperti motor Relly  Paris Dakkar dan sesuai dengan tinggi badannya. Kebetulan menurut saya konsep trail kerkaki aspal sangat cocok untuknya.
Langkah awal yang ditempuh kru TC saya yakni mengganti kaki-kaki Scorpio Z dengan  mengaplikasi depan pakai velg custom 17x 2,5″ dan belakang 17x 5″ yang dibalut ban Battlax ukuran 110/70/17 dan 160/70/17. Sedang shock depannya diganti dengan tipe upside down dari Yamaha YZ 85 versi Thailand. Sementara swing arm belakang hasil olah karsa team TC, yang bentuknya mengacu ke KTM EXC 450. Untuk perangkat disc brake belakang, kami mengaplikasi punya Suzuki Satria F150, sedangkan bagian depanya masih mengandalkan perangkat standar Scorpio Z.
Bagian muka juga jadi wilayah garapan kru TC. Untuk perangkat lampu depan memakai punya Honda New Megapro yang kedoknya di custom ulang, sedangkan di belakang stoplamp tampil unik karena mengambil dari produk Bungbon, Thailand, yang satu set dengan lampu seinnya. Karena Bima ingin motornya tampak jangkung sesuai sama tinggi badannya, ada rombakan yang saya lakukan di monosok. Untuk mengejar ketinggian motor yang tepat dengan tanah diimbangi antara tinggi shock depan dan pertimbangan riding position buat pengendarannya.
Ternyata setelah kaki kakinya dirubah masih ada kendala yang saya alami untuk menyesuaikan motor ini. Tinggi motornya masih kurang dengan tinggi yang diminta Bima! Akhirnya saya memotong sub frame belakang dan menggantinya dengan pipa hollo 2×2. Efeknya kemudi setang pun harus diganti dengan Raiser dan mengaplikasikan jenis fatbar merk AHRS. Ini saya lakukan biar imbang antara depan dan belakang.
Setelah urusan tinggi motor sesuai, Topo dan crew TC mulai membentuk bodi, dari spakbor depan, tangki, air scoop, dan juga buntut belakang termasuk spakbor belakang, dari plat galvanis 0,8 mm. Konsep dasarnya mengacu ke model XTZ 250, motor adventure Yamaha versi jepang. Lanjut ke model knalpotnya, Bima ingin undertail diatas dan bentuknya minta trioval fullsystem. Secara estetika memang bagus, tapi ada masalah diperformance, karena up grade mesin yang sudah di porting polish dan penggantian karburator merk TDR berikut cdi BRT.
Karenanya kru saya di Tauco Custom harus mengganti saringan udara knalpot motor ini menjadi freeflow. Suaranya jadi terdengar keras tapi Bima suka. Terakhir, banyak accessories yang dipasang dimotor berkelir orange hitam ini. Misalnya hand guard menggunakan Polysport, spion menyomot milik Kawasaki KLX 150 dan spidometer diganti Koso Digitak RX2 colour seven yang tampak mewah.
Bima orangnya perfect dan suka rapi, seperti pemasangan kelengkapan lalu lintas harus terpasang sempurna, karena disamping buat adventure motor ini juga buat dipakai ke kantor, jadi motor dual purpose. Setelah pengerjaan hampir 1,5 bulan impian Bima pun terwujud dan siap menjelajah jalan Jakarta yang tak pernah mulus.

Info Otomotif Lainnya:

1 komentar: