Pengaruh Positif dan Negatif Facebook
Facebook telah
menjadi bagian dari urat nadi kehidupan, karena mampu mengisi
ruang-ruang kosong bagi seseorang untuk berselancar di dunia maya. Facebook
digandrungi ribuan bahkan jutaan anak bangsa lintas usia. Situs
jejaring sosial yang bermula dari sebuah universitas ini mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Sistem dan jaringan yang awalnya
dirancang sangat sederhana berkembang menjadi sangat kompleks.
Dengan Facebook, seseorang dapat menjalin silaturrahim
dengan teman lama, keluarga, kolega serta dapat bertukar pikiran,
informasi pengalaman, bahkan curhat dengan pasangan yang diminatinya. Facebook dapat
pula dimanfaatkan untuk mengkampanyekan suatu ide dan gagasan. Dapat
pula dimanfaatkan sebagai ruang diskusi antarkomunitas melalui group
atau pages, sehingga dapat meningkatkan kapasitas dan pengetahuan
anggotanya, sebagaimana yang telah dibangun oleh beberapa pelaku PNPM
Mandiri Perkotaan dengan inovasi dan kreativitasnya masing-masing.
Pendek kata seluruh kebutuhan interaksi sosial difasilitasi dengan sistem yang sangat bagus. Begitu kuatnya pengaruh Facebook dalam kehidupan peminatnya, kadang tak mengenal ruang dan waktu, bahkan batasan normatif lainnya.
Pada ranah PNPM Mandiri Perkotaan, Facebook sangat
diminati. Mulai dari para pelaku di tingkat Pusat, OC/KMW, Korkot
sampai dengan Tim Fasilitator. Kerap terjadi, para pengguna Facebook menjadi lalai atau sengaja melupakan momentum dan situasi yang sedang dialami.
Teringat saat Expert Group Meeting (EGM) Tenaga Ahli Manajemen
Keuangan (MK) beberapa waktu lalu, TA MK KMP PNPM Mandiri Perkotaan
Susilawati Muslimah mengeraskan suara, agar para peserta menutup semua
laptopnya, karena diduga banyak yang sedang Facebook-an saat kegiatan EGM sedang berlangsung.
Begitu juga pada acara coffee morning keluarga besar OC-7 Provinsi
Nusa Tenggara Barat (NTB), Team Leader OC-7 NTB Yoyok Djati Susatyo
menyampaikan arahan, meminati Facebook adalah hak
teman-teman, tapi menggunakannya pada jam kerja adalah kebiasaan yang
telah melampaui kewajaran. “Kita bangun bersama iklim kerja yang
harmonis dan profesional untuk kepentingan kita masing-masing juga,”
tegas Yoyok.
Dua Peristiwa tersebut, hanyalah cerminan kerisauan yang menggambarkan pengaruh penggunaan Facebook
yang ternyata memiliki potensi negatif yang mungkin jauh lebih besar
dan lebih mengkhawatirkan terhadap eksistensi pribadi pengguna. Lebih
jauh adalah eksistensi kemanusiaan. Mengutip pendapat Pohuwato (www.pohuwatoforum.net:2009), terdapat 10 pengaruh negatif akibat penggunaan Facebook.
Pertama, menurunkan kinerja. Ditengarai bahwa sebagian besar pegawai, karyawan, dosen mahasiswa menggunakan Facebook
pada saat jam kerja sedang berlangsung, karena alasan jenuh,
refreshing, mendinginkan otak dan lain sebagainya. Artinya, telah
terjadi pengurangan waktu untuk bekerja dan menyelesaikan kewajibannya.
Maka konsekuensi logisnya adalah produktivitas menjadi berkurang.
Kedua, perhatian terhadap keluarga berkurang. Kerapkali para pengguna membuka Facebook
pada saat bercengkrama dengan keluarga. Sebuah riset di Inggris
menunjukkan, waktu orang tua bersama anak-anak semakin sedikit, karena
berbagai alasan, salah satunya karena Facebook. Kemungkinan
dapat terjadi, seorang suami sedang menulis wall, si istri sedang
membuat koment di foto, sementara anak-anak diurus pembantu. Sebuah
reduksi pencapaian keluarga sakinah, mawaddah warohmah.
Ketiga, terjadinya jaringan kehidupan sosial. Berkelana dengan Facebook sangat nyaman dan mengasyikkan. Maka, sebagian orang merasa cukup membangun berinteraksi sosial melalui Facebook
saja, sehingga mengurangi frekuensi bertemu muka. Momentum bertemu muka
membuahkan pembicaraan, tatapan mata, ekspresi wajah, tangis, canda dan
tawa. Hal tersebut tidak dapat digantikan dengan pertemuan di dunia
maya, tidak bisa ditukar oleh rentetan kata-kata bahkan video sekalipun.
Keempat, batasan ranah pribadi dan sosial menjadi kabur. Para Facebooker
memiliki kebebasan untuk menuliskan ide, gagasan, pemikiran, bahkan
perasaannya sekalipun, tanpa disadari hal tersebut tidak terlalu
pantas, bahkan tidak memenuhi kelayakan etika dan estetika untuk
disampaikan pada lingkup sosial. Kadang persoalan rumah tangga
seseorang tanpa sadar bisa diketahui orang lain, cukup dengan hanya
memperhatikan status dari orang tersebut.
Kelima, bocornya data rahasia pada khalayak. Tak jarang Facebooker
tidak menyadari bahwa beberapa data penting yang tidak semestinya
ditampilkan secara terbuka, namun karena default dari info kita
terlupakan untuk menutup. Kalau memang ada yang perlu baru dibuka satu
per satu sesuai kebutuhan.
Keenam, terjadinya pornografi. Tak dapat
dihindari, sebagaimana situs jejaring sosial lainnya, tentu ada saja
para pihak yang memanfaatkan situs tersebut untuk kegiatan yang berbau
pornografi dan pemberitaan pada berbagai media massa, banyak yang
memaparkan kejadian asusila tersebut.
Ketujuh, pemanfaatan untuk kegiatan negatif. Meskipun dalam klausul kesepakatan penggunaan Facebook telah melarang hal ini, tetap ada pihak yang memanfaatkan Facebook
untuk kegiatan negatif melalui group ataupun pages. Berita paling
aktual adalah terbukanya jaringan prostitusi dan traficking melalui Facebook.
Kedelapan, dapat terjadi kesalahpahaman. Facebook
merupakan jaringan sosial yang sifatnya terbuka antara user dan
jejaringnya, sebagaimana layaknya pada kehidupan nyata, maka gosip atau
informasi miring dapat berkembang dengan sangat cepat melebihi batas
ruang dan waktu. Harus disadari sepenuhnya bahwa ketika menulis pada
status, wall (dinding) dan komentar di berbagai aplikasi sama saja
seperti obrolan pada kehidupan nyata, bahkan efeknya mungkin lebih
parah karena bahasa tulisan terkadang menimbulkan multi tafsir. Banyak
terjadi kasus pemecatan seorang karyawan gara-gara menulis yang tidak
semestinya di Facebook. Terjadi pula penuntutan ke pengadilan gara-gara kesalahpahaman di Facebook. Bahkan, kasus terbaru adalah pengeluaran empat siswa oleh oknum kepala sekolah. Tragis!
Kesembilan, mempengaruhi kesehatan.
Tentang pengaruh tersebut masih dalam perdebatan sebab belum didukung
oleh argumentasi ilmiah, meski dalam sebuah artikel di media Inggris
menyebutkan bahwa Facebook dapat meningkatkan stroke dan penyakit lainnya. Hal itu bukan disebabkan oleh Facebook-nya, tetapi karena kebiasaan duduk berlama-lama di depan komputer.
Kesepuluh, penipuan. Seperti media online lainnya, Facebook juga rentan dimanfaatkan untuk tujuan penipuan. Kita tidak akan tahu sebenarnya siapa dibalik account Facebook.
Setiap orang dapat dengan mudah membuat account baru untuk keperluan
yang tidak baik. Ada yang menggunakan modus berkenalan dan akhirnya
menjadi akrab di dunia maya, namun ternyata ujung-ujungnya digunakan
untuk melakukan penipuan atau tindakan kriminal lainnya.
Kecanggihan dunia teknologi informasi dan komunikasi selalu membawa
pengaruh positif dan negatif, tergantung dari sudut mana melihatnya.
Adanya pesawat, televisi, komputer, bahkan silet sekalipun, membawa
dampak yang dapat melukai penggunanya apabila tidak berhati-hati
menggunakannya.
Hal ini mengingatkan kita semua, khususnya para pelaku PNPM Mandiri Perkotaan, agar lebih waspada dan berhati-hati menggunakan Facebook
agar tetap terjaga komitmen, konsistensi dan profesionalisme kita
terhadap kerja besar upaya penanggulangan kemiskinan, yang banyak
menyerap energi dalam bentuk pikiran maupun perbuatan.
Ada baiknya kita semua mengingat kaidah fiqh (hukum Islam):
Menghindari perbuatan yang berpotensi merusak, harus didahulukan
daripada mengambil manfaatnya. Terpulang kepada masing-masing individu
untuk membuat interpretasi dan pengambilan sikap, manakala berkeyakinan
Facebook hanyalah sebuah media untuk memudahkan kita
menjalankan misi dan tujuan pencapaian keberhasilan yang kita emban,
maka tidak menjadi masalah untuk tetap menjadi Facebooker.
Namun, jika diyakini telah merasuki jiwa, hati serta pikiran, sehingga
mengakibatkan perkara yang mafsadat (merusak), sebaiknya segera
dihindari atau setidaknya kita sesuaikan frekuensinya. Toh, wacana
tentang Facebook halal atau haram telah banyak didiskusikan di
ruang-ruang publik.
Jadi teringat perbincangan suatu sore dengan Yoyok Djati Susatyo (TL OC-7 NTB). “Dianggap tidak menjadi world people atau international people, bahkan tidak gaul, tidak apa-apa, Mas. Saya belum tertarik punya akun Facebook,”
ujarnya sambil tertawa. Mungkin masih banyak bertebaran Yoyok-Yoyok
yang lain. Pada prinsipnya, kita saling menghormati pilihan
masing-masing dengan catatan tidak ada yang dirugikan atau merugikan.
Kita semua senantiasa bermunajat kepada Allah, SWT. agar senantiasa
ditunjukkan jalan yang lurus, yaitu jalannya orang-orang yang diberi
nikmat dan petunjuk-Nya. (Suyitno Masdar, TA MK OC-7 Provinsi NTB, PNPM
Mandiri Perkotaan; Firstavina)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar