Senin, 20 Februari 2012

kumpulan kata-kata gaul


Sahabat yang budiman…..Pernahkan Anda mengamati Adik Anda ketika masih kecil? Ketika Dia berusia dibawah 2 tahun. Bila Anda mengamatinya, tentu akan sering melihat hal-hal aneh yang dilakukannya. Bahkan mungkin itu sangat berbahaya. Saya ambil contoh, yang paling sering terjadi adalah memasukkan benda-benda tertentu ke dalam mulutnya. Apapun bisa ditelan atau minimal akan diemutnya. Yang jelas bukan karena lapar, karena saya yakin susunya tidak pernah telat.

Apakah Anda juga menyadari bahwa Adik kecil juga selalu menirukan apa-apa yang kita katakann? Walau logat dan kata-katanya belepotan, namun Dia selalu mencoba mengatakan seperti apa yang biasa ia dengar. Lalu…..fenomena apakah ini? Ya…..Anak kecil adalah ahli menyontek. Dia memasukkan benda-benda ke dalam mulutnya karena Di biasa melihat kita ( sebagai kakak, Ortu, atau orang-orang di sekitarnya yang lain ) biasa memasukkan barang-barang pula ke mulut kita dengan asyik. Adik kecil biasa menirukan perkataan kita, walau kita tidak menyuruhnya. Ketika melihat kita melakukan sesuatu hal, Dia pasti menyimpan hasrat untuk melakukannya juga.Berbahaya atau tidak itu bukan urusannya. Bahkan jika kita melarangnya, maka tangisanlah yang akan pecah.

Dan ternyata, bertambah usia bertambah unik pula Dia jadinya. Ketika di usia anak-anak, keahlian menyonteknya tidak luntur. Jika Anda ingin tahu, silakan Anda amati mereka. Contohnya saja anak-anak di sekitar lingkungan saya dan kebetulan saya sendiri mengambil sampel dari 12 Sekolah Dasar di Kediri. Sebagian besar dari mereka sangat mengenal Naruto. Saya yakin Anda pasti juga mengenalnya. Bukankah begitu? Uniknya, banyak diantara mereka telah mencontoh gaya Naruto. Gaya bicara, gaya berkelahi, bahkan ada yang berpenampilan dengan ikat kepala khas Ninja Konoha.

Atau Anda masih ingat beberapa waktu yang lalu dalam tayangan tayangan di TV? Ketika maraknya tayangan gulat gaya bebas WCW dan SMACK DOWN. Banyak Anak-anak Indonesia yang terinspirasi karenanya. Sehingga merekapun tertantang untuk mempraktikkan itu dengan teman-temannya. Dan kita semua tahu bahwa ini diberitakan di berbagai media masa bahwa fenomena ini telah menelan korban jiwa.

Ketika menanjak ke usia remaja, keahlian menyontek ini masih tetap melekat dan mengalami evolusi gaya baru. Begitu banyaknya aksi mesra dan mesum di berbagai tempat di kota kita saja telah membuktikan itu. Saya biasa jalan-jalan malam keliling kota dan saya telah membuktikan itu. Mereka melakukan demikian tentu karena ada cotohnya. Banyak diantara remaja kita yang hobi chatting (mungkin termasuk Anda ) apakah ini kebetulan? Banyak juga yang mulai memakai gaya bicara yang aneh. Bahasa “slang” dan bahasa planet yang belepotan. Itu bagus dan kreatif. Saya bangga karenanya. Tapi uniknya banyak yang tidak tahu tempatnya. Tentu Anda sepakat dengan saya bahwa ini semu hasil mencontek. Bukankah begitu?

Kemudian ketika beranjak lagi ke usia dewasa, ternyata keahlian menyonteknya masik menempel juga. Ya contohnya saja di STPDN beberapa waktu yang lalu. Yang jelas itu tidak lebih dari budaya peninggalan para senior terdahulu yang mungkin tampak begitu asyik, akhirnya adik-adik generasi berikutnya mencontek budaya tersebut. Dan bukankah para Mahasiswa Indonesia adalah ahli demo? Ya…..Terlepas ada sisi positif atau negatifnya, dan saya tidak mau berkomentar apakah itu baik atau buruk, Tapi yang jelas ini karena hasil mencontek dari para pendahulunya. Bagaimana juga dengan fenomena Bintang Sinetron, Grup musik, Aktor / Aktris film atau orang-orang terkenal yang lain? Banyak sudah dari generasi kita yang ingin memiripkan diri dengan mereka. Perkataan, gaya hidup, penampilan, pakaian, profesi, bahkan potongan rambut, potongan muka, potongan celana, potongan kumis, potongan jenggot dan potongan-potongan yang lain.

Masuk usia tua, bahkan manula, sekali lagi kita amati bahwa keahlian menyontek ternyata tetap tidak mau lenyap juga. Betapa banyak para sesepuh kita yang masih juga terinspirasi dari orang-orang yang dia anggap lebih. Merasa kurang ganteng / cantik, melihat para artis sinetron seolah jiwa mereka tergerak lagi. Melihat yang lebih kaya, seolah bagaimana caranya supaya Dia juga bisa kaya, akhirnya mencontoh tehnik para orang kaya tersebut. Berapa banyak pakaian batik dan baju koko terjual dalan setahunnya? Itu karena pengaruh cotoh-mencontoh. Berapa unit sepeda motor yang terjual dalam setiap bulannya. Ratusan ribu unit. Bahkan kini orang-orang seolah berlomba-lomba mengajukan kredit motor atau barang-barang yang lain. Ini sepele…..Hanya karena tetangga sebelah sudah, masa saya belum, dan banyak lagi alasan-alasan yang lain.

Kesimpulannya…..Bahwa setiap manusia diciptakan sebagai Contoh dan sebagai Ahli mencontoh. Karena naluri manusia selalu begitu ( termasuk saya dan Anda ), maka kini saya bertanya kepada Anda. Mana yang akan Anda pilih untuk dicontoh? Yang menguntungkan atau yang merugikan Anda? Yang melanggar hukum Negara atau yang tidak? Yang bertentangan ataukah yang sesuai dengan ajaran Agama Anda?

Mari kita memilih contoh yang terbaik. Karena hidup adalah sebuah pilihan. Keberhasilan kita di masa depan dan bahkan hingga ke akhirat ditentukan oleh contoh-contoh yang kita ikuti hari ini.

Bagaimana pendapat Anda?

Ideologi Gaul

Di muka bumi ini ada ratusan Agama yang masih hidup.Juga berbagai Aliran kepercayaan, Sekte, dan Harakah-harakah masih gigih diperjuangkan oleh pengikut-pengikutnya.Semua mempunyai Manhajul Fikr ( landasan pola fikir ) tersendiri.Sangat beragam dan begitu kuat.

Beberapa tahun terakhir saya mencoba membaur dengan berbagai kelompok yang ada di kota saya.Lintas Agama, Suku, Partai, Ormas dan lintas-lintas yang lainya.Pada akhirnya kesimpulan saya adalah, masing-masing mempunyai Manhajul Fikr tersendiri.Bagi sebuah kelompok itu harus…..Bahkan ada yang ( sadar atau tidak ) membuat sebuah Doktrin untuk para pengikutnya.Dampaknya memang hebat, ikatan kelompok menjadi kuat, dan hasil tampak begitu memikat.Namun saya menemukan banyak sekali dari mereka ( secara tidak sadar ) menjadi sangat fanatik golongan.

Pernahkah Anda mempunyai seorang teman yang dulunya Dia begitu baik, akrab dan GAUL, kemudian lama tidak bertemu kemudian suatu ketika Anda dipertemukan lagi dengannya namun sifatnya sudah berubah? Saya mengalaminya puluhan kali.Dan banyak sekali temuan teman-teman yang sampai kepada saya.

Teman dekat saya sendiri bahkan mengalaminya.Ketika Dia masih remaja dulu, Dia begitu Cerdas, Gaul dan sangat akrab dengan teman-temannya.Tapi akhir-akhir ini Dia berubah drastis.Menjadi hal sulit untuk ngobrol enak dengan teman-temannya dan bahkan saya mendengar bahwa Dia memusuhi orang tuannya sendiri dengan alasan mereka tidak sesuai dengan apa yang diajarkan kelompoknya.Semua ini terjadi setelah beberapa bulan Dia mengikuti suatu kelompok tertentu.Maaf…saya tidak perlu menyebutkan nama kelompok tersebut.

Orang semacam itu bukanlah orang GAUL.Ciri cirinya sangat mudah ditemui.Mereka adalah yang hanya bisa bergaul enak dengan kelompok tertentu, namun dengan yang lain tidak.Dan sebagian besar penyebab ini semua adalah sebuah Ideologi panutan yang kemudian membentuk pola fikir ( Manhajul Fikr ).Perbedaan pola fakir inilah yang membuat jarak dengan lainnya.Bahkan mereka bisa berkata,”kami adalah yang paling benar sedangkan yang lain keliru”.Sangat berbahaya bukan?

Orang Gaul No.1 Dunia ( Muhammad ) adalah orang yang bisa bergaul di manapun, kapanpun dan nyambung dengan siapapun.Semua kelompok, suku, dan golongan adalah temannya.Bahkan dengan orang beda Agama sekalipun Beliau berteman.Hanya satu musuh Beliau yaitu yang memusuhi Agama Beliau.

Orang yang GAUL selalu bisa bergaul dengan siapapun, di manapun dan kapanpun itu.Dengan anak-anak, kakek-nenek, bapak-ibu, dengan mahasiswa, pengusaha, petani, tukang becak, preman, santri pondok pesantren, seniman, politikus, pejabat, musisi, dengan orang beda Agama, beda harakah atau beda-beda yang lain tidak ada masalah.Semua bisa nyambung dengannya.Untuk itu syarat GAUL pertama adalah wajib memilih Ideologi yang benar.Orang GAUL No.1 Dunia telah melakukannya dengan baik, apakah kita akan melakukannya juga? Ingat…..salah memilih Ideologi, akan sulit untuk bergaul dengan benar.
Bagaimana pendapat Anda?

Salam Ceria dari saya

Era Informasi


Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan tekhnologi semakin memungkinkan kita melakukan apapun saat ini. Dunia kita telah benar-benar memasuki sebuah era baru. Sepuluh abad yang lalu era Agraria melanda, maka para Tuan tanah menjadi penguasa. Kemudian dunia memasuki era Industi pada awal abad 15. Ketika itu para pengusaha yang memiliki mesin industri menjadi penguasa. Mereka merekrut orang-orang yang lain untuk menjadi buruh. Ketika itu uang hanya milik para pengusaha. Dan kini, seperti yang diramalkan para tokoh revolusioner sejak jaman dahulu bahwa dunia kita akan memasuki suatu zaman baru. Mereka menyebutnya sebagai era Informasi.

Mungkin sebagian dari kita tidak menyadari bahwa kini penguasa dunia bukan lagi mereka para Tuan tanah atau yang punya uang, melainkan mereka yang menguasai Informasi. Bukankah kini para selebritis lebih terkenal dari para pengusaha? Perlu Anda ketahui pula bahwa yang menempati peringkat 10 besar orang terkaya di dunia, sebagian besar adalah pengusaha media Informasi.

Bahkan kini, kebaikan bisa berubah menjadi berita buruk hanya dengan memutar kebenaran informasi. Sebaliknya keburukan bisa diterima seolah seperti suatu hal yang sangat menarik, ini juga karena sebuah pengemasan informasi.

Apakah Anda sanggup menghitung berapa orang penonton Televisi setiap harinya? Atau mereka yang mendengarkan radio? Pembaca buku dan majalah? Pengguna internet? Atau mungkinkah Anda bisa menghitung berapa jumlah papan reklame, baliho dan spanduk yang tersebar di sudut-sudut kota tempat tinggal Anda?

Jika Anda mau menghitung seberapa besar pengaruh Televisi, radio, buku, majalah, internet atau ceramah-ceramah terhadap perkembangan pribadi Anda, tentu kebenaran hal ini pasti akan Anda temukan. Anda mengenal Harry Potter? Christiano Ronaldo? Tukul Arwana, Temon, Naruto, Nidji, Agnes Monica, Barrac Obama atau sederet nama yang sering muncul di media informasi lainnya? Bagaimana dengan teman-teman Anda, apakah mereka juga mengenal orang-orang tersebut?

Mengapa orang-orang itu bisa sedemikian diketahui oleh jutaan orang? Yang pasti kerena peran media informasi. Sungguh hampir tidak lebih dari itu. Saya sendiri menyadari betapa hebatnya ini. Dulu ketika saya masih bergerak di bawah tanah ketika mengadakan forum-forum pelatihan dan program-program pengajaran saya, ketika salah satu organisasi pelajar memasang nama saya pada brosur dan stiker-stiker seminar saya…..Kini begitu banyak yang menyapa saya. Bahkan kebanyakan benar-benar orang asing bagi saya.

Dengan menguasai informasi, siapapun bisa menjadi sepopuler mereka, para bintang yang kita sebutkan tadi. Bahkan jika Anda tidak memiliki keistimewaan sama sekali, dengan publikasi dan penyebaran informasi, saya bersedia menjamin bahwa Anda akan menjadi terkenal mendadak. Saya sendiri memahami hal ini karena belajar dari para peserta Pilkada, Capres, dan para Caleg yang saya temui. Mereka telah menjual diri mereka habis-habisan melalui pidato, panflet, brosur, kartu nama, muncul di TV, Koran, berbicara di radio, membuat web pribadi dan dengan berbagai media informasi lainnya.

Jika Anda setuju dengan pendapat saya dan menginginkan menjadi pribadi yang berpegaruh dan ingin melakukan perubahan pada dunia ini, maka cara satu-satunya adalah dengan menguasai kecakapan-kecakapan komunikasi dan mencontoh trik para orang terkenal itu dalam menjual diri Anda. Ini sangat
mudah dan bisa dipelajari oleh siapapun.

Sekali lagi…..Orang yang menguasai informasi, dia akan mampu menguasai dunia. Selamat mencoba.

Salam Ceria dari saya

Sembarangan

Oleh : Amri Knowledge Entrepreneur
Salah satu oleh-oleh yang saya dapatkan ketika bersepeda di Pulau Bali bergabung dengan komunitas H-4 mulai tanggal 28 Februari sampai 2 Maret 2008, adalah tulisan yang sangat mencerahkan di daerah Kintamani, sebelum kami melakukan aktifitas bersepeda all mountain tanggal 1 Maret 2008 start dari Kintamani, persawahan yang terkenal pembagian airnya sangat adil secara turun temurun, taman rekreasi gajah dan berakhir di daerah Ubud.
Tulisan pencerahan itu berbunyi:”Kalau bukan orang sembarangan, bila kencing janganlah sembarangan”. Tulisan sederhana penuh pencerahan ini, bisa dikembangkan menjadi banyak kalimat pencerahan lainnya, misalnya:
Kalau bukan pesepeda downhill sembarangan, bila sedang melaksanakan downhill jangan sembarangan. Masak sepeda sudah bagus-bagus, ketika meliwati gundukan tanah yang harusnya dilompati, eh .. malah turun atau meliwati sampingnya. Itu bukan downhill namanya he..he.. tapi tuntunhill he..he…
Kalau bukan mahasiswa sembarangan, bila kuliah jangan sembarangan. Harus punya rasa malu, orang tua dikampung harus menjual kambing, sapi dan sebagian sawahnya, masak sebagai anak di kota hanya gaya, tapi nggak lulus-lulus, apalagi Indek Prestasinya asal-asalan, malu dong.
Kalau bukan suami sembarangan, bila punya istri jangan diperlakukan sembarangan. Harus punya tanggungjawab terhadap istri dan anak-anak. Melindungi istri dan anak-anak. Menjadi contoh terhadap istri juga anak-anak. Jangan menikah, malah membebani istri dan mertua, harus ditanamkan rasa malu disektor itu. Apalagi istrinya sudah sangat baik dengan segala kekurangannya, sebagai suami malah selingkuh dengan sekertaris dan bawahannya.
Kalau bukan istri sembarangan, bila punya suami jangan diperlakukan sembarangan. Harus punya sopan terhadap suami. Menjaga harta suami. Menjaga martabat suami. Jangan mentang-mentang punya penghasilan sendiri, menjadi susah menerima masukkan dari suami. Apalagi suaminya sudah sangat baik dengan segala kekurangannya, sebagai istri malah selingkuh dengan teman kerjanya.
Kalau bukan direktur sembarangan, bila punya karyawan jangan diperlakukan sembarangan. Sehebat apapun kita sebagai direktur, kalau tidak punya karyawan, perusahaan tidak akan jalan. Jangan sering marah-marah kepada bawahan, apalagi sampai mengatakan ”Dasar karyawan bodoh”. Sebagai direktur harus sadar, yang namanya karyawan pasti bodoh, kalau lebih pandai dari direktur, berarti direkturnya yang harus jadi karyawan.
Kalau bukan karyawan sembarangan, bila bergabung pada perusahaan, jangan memperlakukan perusahaan, atasan dan pemilik perusahaan dengan cara sembarangan. Sebagai karyawan harus punya malu kalau selama ini, menerima gaji halal namun halal kadar rendah. Halal kadar rendah adalah gaji yang diterima lebih besar dibanding produktivitasnya. Kalau memang tidak cocok di perusahaan itu, ada dua solusi. Pertama segeralah keluar dan kedua nikmati saja ketidakcocokan itu.
Kalau bukan orang sukses sembarangan, bila sukses janganlah sembarangan. Buatlah buku, seminar, buka konsultasi kiat-kiat sukses, banyak sedekah. Dengan banyak melakukan itu, nanti akan semakin banyak orang-orang sukses, yang terinspirasi oleh kesuksesan orang yang tidak sembarangan itu.
Kalau bukan orang gagal sembarangan, bila gagal janganlah sembarangan. Buatlah buku, misalnya terinspirasi dari buku ”Dare to fell” karangan Be Lim, yang inti dasarnya adalah menceriterakan kegagalan hidupnya dan kemudian bangkit dari kegagalan. Dengan demikian, nantinya semakin banyak orang yang gagal dan gagal terus, sehingga tumbuh kesuksesan-kesuksesan yang terus menerus juga.
Sahabat.....
Jangan sembarangan... jangan sembarangan... dan jangan sembarangan, agar kita tidak menjadi orang sembarangan.
Sudah ah... berhenti disini dulu tulisannya, takut nanti menjadi tulisan sembarangan. Silahkan pembaca melanjutkan sendiri, semoga kita tidak menjadi orang sembarangan.
Berani menghadapi hidup tidak sembarangan, agar hasilnya juga tidak sembarangan !!! Bagaimana pendapat sahabat ???.

Sebaik-baik Manusia

Suatu hal yang membuat saya selalu berfikir mendalam adalah salah satu ungkapan Muhammad ( orang gaul No.1 dunia ) berikut ini,” Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya untuk manusia lainnya “. Ungkapan ini begitu sederhana namun penuh makna filisofis yang begitu mendalam. Salah seorang Guru saya Ust. Abdul Karim Hasan pernah mengatakan bahwa nilai seseorang dilihat dari tingkat kemanfaatannya. Jika seseorang tidak ada manfaatnya untuk orang lain, maka kehidupannya tidak berharga.

Dulu…ketika masa kejayaan Islam, betapa kita tahu bahwa semua orang benar-benar rela mati demi orang lain, demi negaranya, demi anak cucunya dan demi Agamannya. Mereka benar-benar memahami bahwa menjadi orang yang memiliki banyak peran dan manfaat adalah sesuatu hal yang menarik. Namun kini, lima belas abad sudah sejak berlalunya masa Muhammad nampaknya kini ungkapan sakti beliau tersebut seolah banyak yang melupakannya. Telah banyak kita temui para generasi muda jaman sekarang seolah tidak menginginkan untuk menjadi yang sebaik-baik manusia. Apakah menjadi penebar manfaat dan mempunyai pengaruh di lingkungannya sangat tidak menarik?

Saya tidak berusaha menipu Anda, tapi coba Anda sekali waktu berjalan-jalan di jalan-jalan protokol. Atau di pusat-pusat perbelanjaan, atau bisa juga di tempat-tempat hiburan, di taman kota atau di kedai-kedai permainan. Lakukan ini setiap hari dan waktunya bisa Anda acak. Silakan Anda Amati dan catat Apa yang mereka lakukan. Anda pasti Akan kaget ketika menemui beberapa orang yang sama pada tempat yang sama dan melakukan kegiatan-kegiatan yang mungkin tidak Anda mengerti. Bagaimana jika mereka tidak berada di tempat-tempat seperti itu? Apakah dengan ketidak beradaan mereka, suasana menjadi suram, menyedihkan dan semua orang merasa kehilangan? Ataukah sebaliknya? Bagaimana dengan para aktifis kegiatan dakwah dan para peduli sosial masyarakat? Mereka berkumpul dan berjuang bersama-sama untuk kemajuan masyarakat. Jika mereka ada, bagaimana perasaan Anda? Dan jika mereka tidak ada, bagaimana komentar kebanyakan orang?

Yang ke-dua, pernahkah Anda berfikir bahwa hanya dengan senyuman bisa mengubah kehidupan orang lain yang memandangnya. Sebuah kejujuran dan kepercayaan, semua tahu bahwa sifat ini adalah bahan ajaib yang menghasilkan ketentraman hidup. Atau bentuan-bantuan kecil yang sangat berharga bagi orang lain. Bagaimana menurut Anda jika banyak orang yang memiliki sifat-sifat seperti itu ada di dekat Anda? Atau bagaimana dengan orang yang angkuh, ketus, pelit, jahil, dan jahat yang ada di dekat Anda? Mana kira-kira yang akan lebih mendatangkan manfaat untuk Anda?

Yang ke-tiga, jika Anda mengenal seorang yang memiliki prestasi besar, semisal para pahlawan nasional, juru dakwah, pimpinan masyarakat, guru atau tokoh-tokoh besar lainnya? Apakah mereka membawa manfaat yang begitu besar bagi orang-orang yang lain? Bagaimana dengan para pengangguran, gelandangan, pengacau, teroris dan para individual lainnya? Apakah Anda mendapatkan manfaat dari mereka? Atau mungkin sebaliknya?

Salah seorang Guru saya yang lain KH. Abdullah Gymnastiar, Beliau menggolongkan tingkat kemanfaatan seseorang atas 5 kelompok :

Pertama adalah Orang Wajib. Jika Dia ada maka selalu membawa kemanfaatan bagi yang lain. Kehadirannya selalu dinanti dan kepergiannya membawa kesedihan. Bahkan meninggalnyapun ditangisi. Namanya selalu dikenang dan hal yang paling diingat oleh orang lain adalah perbuatan baik dan hasil karyannya yang fenomenal.

Ke-dua adalah Orang Sunnah. Dia ada, orang-orang senang. Membawa manfaat dan selalu menjalin hubungan baik dengan yang lain. Namun jika Dia tidak ada itu tidak akan menjadi masalah yang besar bagi orang-orang yang ditinggalkannya.

Ke-tiga adalah Orang Mubah. Dia adalah orang yang tidak memiliki keistimewaan. Dia ada itu tidak berpengaruh bagi yang lainnya. Jika Dia tidak ada itupun juga tidak mempengaruhi keadaan. Dia tidak lebih dari orang yang biasa-biasa saja.

Ke-empat adalah Orang Makruh. Kehadiranya membuat orang lain tidak nyaman. Dia ada malah menjadi pemicu masalah dan mengancam stabilitas kelompok dan ketidak beradaannya akan membawa ketentraman tersendiri.

Yang ke-lima adalah Orang Haram. Dia sangat berbahaya. Kehadirannya membuat yang lain sengsara dan menderita. Dia adalah pengacau keamanan yang hebat. Semua orang membenci dan mereka selalu mengharapkan bahwa orang seperti ini segera mati saja.

Kini…..bagaimana dengan kita? Seberapa besarkah manfaat kita untuk orang-orang di sekitar kita? Apakah kehadiran kita membawa pengaruh positif atau mungkin pengaruh negatif bagi mereka? Atau bagi dunia ini? Ungkapan Muhammad itu benar-benar telah memotivasi saya untuk segera memilih jalan yang terbaik untuk menjadi orang yang bermanfaat. Saya harus segera memulainya. Bagaimana dengan Anda? Karena hidup adalah sebuah pilihan dansaya yakin Anda adalah orang yang bijak untuk menentukan pilihan.

Komentar Lukisan

Oleh : Andrie Wongso
Alkisah, ada seorang pelukis terkenal. Hasil lukisannya banyak menghiasi dinding rumah orang-orang kaya. Si pelukis dikenal dengan kehalusan, ketelitian, keindahan, dan kemampuan memperhatikan detail obyek yang digambarnya. Karena itu, pesanan lukisannya tidak pernah berhenti dari para kolektor maupun pecinta barang-barang seni.

Suatu hari, setelah menyelesaikan sebuah lukisan, si pelukis merasa sangat puas dengan hasil lukisannya. Menurut pandangannya, lukisan itu sempurna. Maka, dia lantas bermaksud mengadakan pameran lukisan agar orang-orang dapat menikmati, serta mengagumi keindahan dan kehebatannya.

Saat pameran, si pelukis meletakkan sebuah buku di dekat lukisan dengan sebuah tulisan: "Yang terhormat, para pecinta dan penikmat seni. Setelah melihat dan menikmati lukisan ini, silakan isi di buku ini komentar Anda tentang kelemahan dan kekurangannya. Terima kasih atas waktu dan komentar Anda."

Pengunjung pun silih berganti mengisi buku itu. Setelah beberapa hari, si pelukis pun membaca buku berisi komentar pengunjung pameran dan dia merasa kecewa sekali dengan banyaknya catatan kelemahan yang diberikan. "Orang-orang ini memang tidak mengerti indahnya lukisan ini. Berani-beraninya mereka mengritik!" batin si pelukis.

Dalam hati, dia tetap yakin bahwa lukisannya itu sangat bagus. Maka, untuk itu dia ingin menguji sekali lagi komentar orang lain, tetapi dengan metode yang berbeda. Untuk itu, ia membuat pameran sekali lagi, namun di tempat yang berbeda. Kali ini, ia juga menyertakan sebuah buku untuk diisi oleh pengunjung yang melihat lukisannya. Tetapi kali ini, penikmat lukisannya tidak dimintai komentar kelemahan, namun untuk memberikan komentar tentang kekuatan dan keindahan lukisan itu.

Setelah beberapa hari, si pelukis kembali membaca buku komentar pengunjung. Kali ini, dia tersenyum senang setelah membacanya. Jika pengunjung yang terdahulu mengritik dan melihat kelemahannya, maka komentar yang didapatkannya kali ini berisi banyak pujian dan kekaguman atas lukisan yang dibuatnya. Bahkan, banyak dari hal-hal yang dikritik waktu itu, sekarang justru dipuji.

Dari kedua pameran lukisan yang diadakannya, si pelukis mendapatkan sebuah pembelajaran bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini. Apapun yang kita kerjakan, sehebat dan sesempurna apapun menurut kita, ternyata di mata orang lain, ada saja kelemahan dan kritikannya. Namun, pastilah ada juga yang memuji dan menyukainya. Jadi, tidak perlu marah dan berkecil hati terhadap komentar orang lain. Asalkan kita mengerjakan semua pekerjaan dengan sungguh-sungguh dan dilandasi niat baik, itulah persembahan terbaik bagi diri kita sendiri.


Pembaca yang budiman,

Memang, kehidupan di dunia ini tidak ada yang sempurna, (mei yu sek jien sek me). Apa yang kita pikirkan, yang kita yakini, yang kita kerjakan, dan yang kita hasilkan, pasti selalu ada sisi pro dan kontra. Maka, kalau kita bersikukuh dengan sesuatu yang kita miliki dan kita yakini, maka hal tersebut bisa jadi justru mendatangkan masalah, konflik, atau bahkan rasa antipati. Tentu, jika itu yang terjadi, akan membuat kita tidak bahagia,

Namun, jika kita mampu menghargai setiap perbedaan sebagai hak asasi setiap insan, maka akan timbul keselarasan dan keharmonisan. Jika kita bisa menerapkan toleransi dan saling menghargai, maka ke mana pun kita pergi, dengan siapa pun kita bergaul, akan selalu ada tempat yang nyaman dan damai buat kita sehingga kebahagiaan selalu kita rasakan.

Anda adalah Sebuah Kemasan


Dulu saya pernah mengabaikan bagaimana pentingnya sebuah kemasan. Mungkin Anda juga pernah mengalaminya. Bahkan mungkin orang-orang yang kini tanda tangannya dikejar-kejar oleh ribuan orang. Kini saya menyadari bahwa itu adalah kesalahan yang sangat besar. Kehidupan saya telah membentuk sebuah citra tersendiri untuk lingkungan saya. Dan seperti yang dikatakan oleh Pak Tom Peters bahwa diri kita adalah sebuah kemasan. Dan sebuah kemasan menghasilkan suatu citra diri. Begitulah yang terjadi pada Tukul Arwana, Aa Gym, atau Pak Bustanul Arifin. Tentu Anda mengenal mereka.

Bagaimana ketika Anda berjalan-jalan dalam sebuah pusat perbelanjaan? Barang apakah yang paling menarik bagi Anda? Pernahkah Anda mengeluarkan uang untuk membeli barang-barang yang tidak ada dalam rencana Anda? Bagaimana keputusan itu biasa diambil. Jawabannya adalah karena sebuah kemasan. Pengemasan membuat sesuatu tampak menarik, menakjubkan dan memikat. Barang yang buruk sekalipun jika dipasarkan melalui perusahaan yang memahami betul tentang sebuah pengemasan yang baik, maka hasilnya pasti akan berbeda. Begitu juga sebaliknya. Mc Donal sangat memahami masalah ini. Berapakah diantara kita yang tidak pernah membeli ayam di sana. Sebuah pengemasan bisa menghasilkan Miliaran Dolar.

Pengemasan menggerakkan orang-orang dan menjadi dasar di mana mereka menilai sesuatu. Pengemasan bahkan sangat menipu. Membuat banyak manusia telah mengambil keputusan-keputusan yang sebenarnya tidak perlu.

Pengemasan adalah godaan…..Ia adalah piranti untuk menyederhanakan dan mempercepat keputusan-keputusan. ( Thomas Hine, The total package )

Kembali lagi bahwa diri kita adalah sebuah kemasan. Orang memandang diri kita karena kemasan. Orang mendengarkan perkataan kita karena sebuah kemasan, dan orang mengikuti kita juga kerena pengemasan kita. Pengemasan bisa berarti, “Siapa Anda”. Banyak orang terkesan memaksakan diri seperti mengikuti sebuah arus di mana Dia harus bersikap. Di kantor, di sekolah, di rumah, di tempat kerja atau di perkumpulan-perkumpulan. Bukankah setiap keputusan adalah hak kita. Juga termasuk memilih sebuah pengemasan untuk diri kita. Maka mulai sekarang silakan tunjukkan kepada dunia siapa diri Anda yang sebenarnya. Pengemasan bisa meliputi kualitas pribadi, sikap, gaya, penampilan, keterampilan dan kecakapan-kecakapan Anda yang lain. Sudahkah Anda memikirkannya?

Milai sekarang temuilah orang-orang yang mempunyai pengemasan bagus ( versi Anda ). Tentukan contoh pengemasan pribadi yang Anda kagumi untuk Anda terapkan dalam pengemasan diri Anda. Mulailah memikirkan bacaan-bacaan, gambar-gambar, film dan bahkan lagu-lagu. Karena Anda akan seperti gambar, bacaan, film dan lagu-lagu yang Anda sukai. Saya sudah membuktikan betapa hebatnya sebuah lagu membentuk citra ( kemasan ) diri saya. Berdiskusilah dengan teman-teman Anda bagaimana sebuah pengemasan bisa membuat diri Anda sangat berharga. Bila Anda ingin berdiskusi dengan saya, silakan temui saya di +628113311811 atau kunjungi remajaprestatif.blogspot.com

Jika Anda menginginkan sebuah kemasan yang baik, jangan takut pula untuk memilih yang terbaik. Sekali lagi…..Andalah yang berhak menentukan…..bukan orang lain. Bagaimana pendapat Anda?

Selamat mengemas diri Anda…..Mari memilih yang terbaik untuk kehidupan kita yang lebih baik.

Salam Ceria
Oleh : Andrie Wongso

Dikisahkan, ada seorang ibu yang sangat menyayangi putra tunggalnya. Karena rasa kuatir yang sangat, ditambah maraknya berita penculikan di media massa, si ibu pun memberi nasehat kepada putranya, "Nak, kalau matahari sudah tidak bersinar lagi, jangan keluar rumah ya. Karena saat gelap seperti itulah roh jahat mulai bermunculan. Ada yang disebut kuntilanak, genderuwo, dan lain-lain. Pokoknya mahluk jelek, hitam dan jahat. Maka belajar baik-baik di dalam rumah saja ya, terutama malam hari, oke?" Sang anak, yang sedikit penakut, dengan senang hati mematuhi nasehat ibunya.

Setelah beranjak remaja, si anak tumbuh menjadi pemuda cilik yang penakut dan pengecut. Seringkali, ketakutannya yang berlebihan itu terbawa-bawa dalam mimpi. Tidak jarang, ketika tidur ia tiba-tiba terbangun dengan berteriak histeris serta bersimbah peluh ketakutan. Kedua orang tuanya pun menjadi khawatir melihat perkembangan jiwa si anak. Berbagai nasehat bernada menghibur yang disampaikan si orang tua kepada anaknya tidak bermanfaat sama sekali. Bahkan, kadang si anak justru merasa orangtuanya berusaha mencelakai dia.

Suatu hari, sang kakek mendengar kondisi cucunya tersebut. Maka, ia pun segera menyempatkan diri berkunjung ke rumah anaknya. Setelah memikirkan dengan seksama, suatu sore, si kakek mengajak cucunya berjalan-jalan ke pasar malam bersama-sama dengan beberapa orang tetangga dan teman si cucu. Sesampainya di pasar malam itu, mereka pun bersenang-senang. Sang cucu dan teman-temannya bermain dan melihat berbagai pertunjukkan hingga malam hari. Setelah puas dan lelah bermain, mereka pun berjalan kaki pulang ke rumah.

Tiba di rumah, si kakek meneruskan berbincang santai dengan cucunya. "Cucuku, terang dan gelap adalah sifat alam. Tidak ada hubungannya dengan roh gentayangan dan kejahatan. Sudah kita buktikan sendiri kan? Bukankah sepanjang jalan dalam kegelapan tadi tidak ada satupun roh jahat yang mengganggu? Ketahuilah, roh jahat hanya ada di pikiran kamu sendiri. Usir dia dari pikiranmu, maka tidak akan ada yang namanya roh jahat di muka bumi ini. Kakek yang sudah setua ini telah membuktikan sendiri. Ketakutan hanya ada di pikiran kita. Gunakan pikiranmu untuk hal-hal yang baik, maka engkau akan membuat segalanya menjadi baik, indah, dan membahagiakan."

Demikianlah, berkat kata-kata bijak dari si kakek, lewat proses waktu, akhirnya si cucu mampu merubah mindset dan memiliki kesehatan mentalitas yang positif. Ia pun tumbuh jadi pemuda yang pemberani.

Pembaca yang budiman,

Mendidik anak dengan nada ancaman atau dengan menakutinya, walaupun untuk tujuan yang baik, bisa berdampak buruk dan merusak kesehatan mental, bila tidak disertai dengan pengertian benar!

Hukum pikiran bersifat universal dan berlaku untuk siapa saja, baik anak-anak atau orang dewasa, yakni you are what you think, Anda adalah apa yang Anda pikirkan! Maka, apa yang kita pikirkan, itulah yang akan terjadi. You are what you believe, Anda adalah apa yang Anda percayai!

Karena itu, kalau yang kita tanamkan ke dalam pikiran kita setiap hari adalah hal-hal yang negatif, dampaknya akan destruktif atau merusak. Sebaliknya, kalau baik dan positif sifatnya, tentu dampak dalam kehidupan kita akan menjadi positif dan konstruktif.

Yang Mana Teroris ?


Akhir-akhir ini begitu marak pemberitaan tentang aksi Terorisme. Berbagai media masa berlomba-lomba memburu informasi terbaru seputar hal-hal yang berbau terorisme. Bahkan mungkin bagi kita para konsumen media masa, sering disuguhi berita-berita yang tidak penting karenanya.
Kini muncul banyak pendapat tentang Terorisme. Pelaku Bom Bali adalah Teroris…Profokator adalah Teroris…Laskar Jihad adalah Teroris…Pejuang Agama adalah Teroris….Atau bahkan Agama yang kita anut dianggap sebagai Agama Teroris.

Apakah Anda termasuk bagian dari teman-teman saya yang sedang bingung memikirkan ini? Apakah Anda pusing atau mungkin bosan mendengarkan berita-berita tentang Terorisme setiap hari?

Semua sudah dan pasti akan terus ada. Anda tidak perlu khawatir…Terlepas dari berbagai kontroversi tentang Teroris, mari membuka kamus besar kita. Menurut etimologi bahasa ( arti bahasa ), Teror berarti ancaman atau gangguan ( keamanan ). Sedangkan Teroris adalah orang atau suatu kelompok yang melakukan perbuatan terror. Jadi, jika Anda menilai bahwa perbuatan itu merupakan sebuah ancaman atau gangguan, itulah Teror. Jika tidak, berarti bukan Teror.

Bagaimana dengan orang yang berbuat Teror atas dasar Agama? Itu sangat mudah ditandai…..Saya begitu yakin bahwa di dunia ini tidak ada satu Agama-pun yang mengajarkan ancam-mangancam…..apalagi membuat kerusakan. Semua Agama mengajarkan kasih sayang dan kedamaian, kecuali jika mereka menganut aliran atau sekte yang sesat. Seorang penganut Agama yang taat tidak akan pernah melakukan permusuhan kepada siapapun melainkan jika mereka juga dimusuhi. Jika mereka diganggu dan dimusuhi secara terbuka, tentu perang terbuka pula yang ditempuh. Namun jika mereka diganggu dengan yang selain itu…..Sekali lagi, semua Agama mewajibkan para pemeluknya untuk berbuat kebaikan.

Jadi kini kita tidak patut untuk bingung dalam membedakan mana yang Teroris mana yang bukan. Yang terpenting bagi kita kini adalah melaksanakan amanat Tuhan dalam kehidupan kita. Allah Maha lembut dan mencintai kelembutan…..Allah Maha santun dan mencintai cara-cara yang santun.

Bagaimana menurut Anda?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar